Pekanbaru- Gubernur Riau HM Rusli Zainal mengatakan, orang Melayu dan orang Bugis sejak dulu memang tidak bisa dipisahkan, orang Melayu dan Bugis bisa diumpamakan seperti mata hitam dan mata putih. Sejarah pun sudah menuliskan bahwa orang Melayu dan Bugis tersebut adalah satu dan saling bekerjasama sampai sekarang.
Hal itu dikatakan Gubri ketika membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) II, Kerukunan Keluarga Sumatra Selatan (KKSS) di Pekanbaru, Sabtu (29/3) kemarin. Hadir dalam acara itu Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Riau, Zainuddin Nare, Ketua Umum KKSS Pusat, Andi Jamaro dan sejumlah masyarakat Bugis dari berbagai perwakilan di kabupaten/kota di Riau.
“Kedua kaum ini sejak dari dulu memang tidak bisa dipisahkan, orang Melayu dan orang Bugis itu bagaikan mata hitam dan mata putih, keduanya saling menyatu dan bekerjasama dalam berbagai hal dan ini terjadi sudah sejak lama,’’ tutur gubernur.
Gubernur yang juga bergelar Daeng Magguna menambahkan, antara orang Melayu dan orang Bugis sudah ada sumpahnya, dalam sejarah orang Melayu dan orang Bugis saling membantu dan sampai sekarang saling membantu itu masih ada dan tetap terpelihara dengan baik.
Bahkan, tambah Gubernur lagi pahlawan Raja Ali Haji adalah orang Bugis, akan tetapi ia lebih Melayu dari orang Melayu. Karenanya Gubernur mengajak, seluruh masyarakat Melayu dan Bugis untuk bersatu padu membangun Riau ke depan dengan lebih cemerlang dan gemilang.
“Raja Ali Haji adalah simbol orang Melayu yang berasal dari bangsawan Bugis, ia lebih Melayu dari orang Melayu,’’ tutur Gubernur.
Ini adalah sebuah sejarah dan tidak bisa diingkari, kekerabatan orang Melayu dan Bugis memang sudah tercipta sejak lama, sejak zaman kerajaan dahulu. Karena itu mari dijaga kekerabatan ini agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sumber : www.riaupos.com
Hal itu dikatakan Gubri ketika membuka Musyawarah Wilayah (Muswil) II, Kerukunan Keluarga Sumatra Selatan (KKSS) di Pekanbaru, Sabtu (29/3) kemarin. Hadir dalam acara itu Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Riau, Zainuddin Nare, Ketua Umum KKSS Pusat, Andi Jamaro dan sejumlah masyarakat Bugis dari berbagai perwakilan di kabupaten/kota di Riau.
“Kedua kaum ini sejak dari dulu memang tidak bisa dipisahkan, orang Melayu dan orang Bugis itu bagaikan mata hitam dan mata putih, keduanya saling menyatu dan bekerjasama dalam berbagai hal dan ini terjadi sudah sejak lama,’’ tutur gubernur.
Gubernur yang juga bergelar Daeng Magguna menambahkan, antara orang Melayu dan orang Bugis sudah ada sumpahnya, dalam sejarah orang Melayu dan orang Bugis saling membantu dan sampai sekarang saling membantu itu masih ada dan tetap terpelihara dengan baik.
Bahkan, tambah Gubernur lagi pahlawan Raja Ali Haji adalah orang Bugis, akan tetapi ia lebih Melayu dari orang Melayu. Karenanya Gubernur mengajak, seluruh masyarakat Melayu dan Bugis untuk bersatu padu membangun Riau ke depan dengan lebih cemerlang dan gemilang.
“Raja Ali Haji adalah simbol orang Melayu yang berasal dari bangsawan Bugis, ia lebih Melayu dari orang Melayu,’’ tutur Gubernur.
Ini adalah sebuah sejarah dan tidak bisa diingkari, kekerabatan orang Melayu dan Bugis memang sudah tercipta sejak lama, sejak zaman kerajaan dahulu. Karena itu mari dijaga kekerabatan ini agar tumbuh dan berkembang dengan baik.
Sumber : www.riaupos.com