Najib Tun Razak-Calon Perdana Menteri Malaysia Keturunan Bugis

Kuala Lumpur – Tak lama lagi, wakil Perdana Menteri Malaysia Najib Tun Razak akan menjadi perdana menteri yang keenam. Kemarin, PM Abdullah Ahmad Badawi menyatakan dirinya tidak akan mencalonkan diri lagi sebagai Presiden UMNO, dan kedudukan itu akan diserahkan kepada Najib. Jika benar, Najib akan mengikuti jejak ayahnya mantan perdana menteri kedua Malaysia, Tun Abdul Razak dan pamannya, Tun Hussein Onn, perdana menteri ketiga.

Pria kelahiran 23 Juli 1953 tersebut dikenal memiliki intelektual tajam dan tegas. Dia telah diperkirakan akan mengambil alih kekuasaan, walau lebih cepat dari dugaan setelah kekalahan koalisi yang berkuasa pada pemilihan Maret 2008 lalu. PM Abdullah telah mengumumkan akan melimpahkan kekuasaan kepada Najib pada Maret 2009 mendatang, meski wakilnya tersebut berkali-kali dikaitkan dengan kasus korupsi bahkan pembunuhan.

“Dia berpengalaman, menghadapi tantangan. Dia politisi yang terarah, terampil dan kerap diekspos,” kata Mohamad Mustafa Ishak, pengamat politik Universitas Utara Malaysia. “Rakyat menaruh harapan tinggi bagi Najib,” katanya.

Sarjana ekonomi lulusan Universitas Nottingham, Inggris tersebut ternyata juga memiliki darah Bugis. Pria kelahiran Kuala Lipis, Pahang itu memiliki silsilah keturunan dengan Raja Gowa XX. Beberapa tahun lalu, dalam kunjungannya ke Sulawesi, dia diberi anugerah kebudayaan dan sebagai warga kehormatan Gowa dengan gelar Dato Sri Muhammad Najib bin Tun Abdul Razak Imappadulung Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul Jalil Raja Gowa XX.

Najib juga mendapat anugerah Doktor Honoris Causa bidang ekonomi politik oleh Senat Universitas Hassanudin, September 2007 lalu.

Sejak Muda
Najib memasuki dunia politik sejak ayahnya meninggal dunia tahun 1976. Lima minggu kemudian, Najib terpilih sebagai anggota parlemen di usianya yang ke-22. Dia merupakan politisi termuda kala itu.

Meski telah masuk dalam kabinet sejak tahun 1970-an, terobosannya yang terkenal dilakukan tahun 1991 saat Najib menjabat sebagai Menteri Pertahanan. Dia memodernisasi angkatan bersenjata dengan peralatan militer canggih. Saat Abdullah menjadi perdana menteri tahun 2003, dia menjadikan Najib sebagai wakil perdana menteri, sekaligus disiapkan untuk menggantikannya.
Status Najib dalam koalisi berkuasa tetap kuat, meski beberapa skandal menodai citranya.

Rekan dekatnya, Abdul Razak Baginda, ditangkap dan dituduh terlibat dalam pembunuhan seorang model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, tahun 2006. Dua polisi menjadi tersangka membunuh Altantuya dan meledakkan jenazahnya. Pihak oposisi menuduh Najib terlibat. Hal ini berulang kali dibantahnya. Pihak oposisi juga menuduh bapak tiga putra dan dua putri dari pernikahan keduanya dengan Datin Seri Rosmah Mansor itu terkait kasus korupsi saat membeli kapal selam Prancis dan pesawat jet Rusia.

Dalam jajak pendapat terakhir atas 1.000 responden yang diwawancarai via telepon, hanya 40 persen orang yang percaya bahwa Najib akan menjadi perdana menteri yang baik. Sementara 44 persen lainnya tidak setuju dan sisanya tidak memutuskan. Penyelenggara jajak pendapat, Merdeka Center menyatakan margin kesalahan sebesar tiga persen.

Kekalahan pemerintah parlemen dalam pemilihan Maret lalu merupakan katalis bagi Najib untuk mencapai jabatan tertinggi di Malaysia tersebut. Abdullah (68) menghadapi tekanan berbulan-bulan untuk menyerahkan kekuasaan di tengah masalah ekonomi dan oposisi pimpinan mantan wakil PM Anwar Ibrahim. Najib dipandang lebih tegas ketimbang Abdullah.

“Bagi Anwar, ini bukan tanda yang bagus,” kata pengamat, Mohamad Mustafa. “Anwar tahu Najib orang yang kuat.”

Banyak kalangan percaya, Najib memang ditakdirkan menjadi perdana menteri. Beberapa tahun lalu, warga Malaysia menyebut nama seluruh perdana menteri dimulai dengan huruf-huruf sesuai nama perdana menteri pertama, Tunku Abdul Rahman. R untuk Rahman, A untuk Abdul Razak, H untuk Hussein Onn, M untuk Mahathir Mohammad, dan A untuk Abdullah Ahmad Badawi. Tampaknya Najib akan mengisi huruf “N” tersebut.

Sumber: Sinar Harapan