Akhir Hayat Napoleon Bonaparte Sebagai Muslim


Seorang teman kompasioner Iwan Nurdin pernah menulis dengan judul sangat menarik, “Napoleon Bonaparte Keturunan Makassar” . Dalam tulisan itu diceritakan bahwa Napoleon adalah keturunan Sultan Hasanudin. Konon cucu sang Sultan bernama Daeng Ruru ( Louis Pierre de Macassart ) dan Daeng Tulolo ( Louis Dauphin ), yang dibawa tentara Perancis dan kemudian menetap di sana, inilah yang menjadi moyangnya Napoleon. wajar kalau posturnya kecil dan tidak setinggi rata-rata orang Eropa.

Informasi lain yang cukup menarik adalah tentang agama si Napoleon di akhir hayatnya yang memeluk agama Islam. Mungkin ini juga dapat menjadi petunjuk tentang leluhurnya di Makassar. Informasi ini pernah saya temukan di internet tapi lupa di situs apa. Silahkan teman-teman menelusurinya lagi untuk mengetahui seberapa valid informasi ini. Inilah informasi yang pernah saya temukan itu.

Siapa yang tidak mengenal Napoleon Bonaparte, seorang Jendral dan Kaisar Prancis

yang terkenal kelahiran Ajaccio, Corsica 1769. Namanya terdapat dalam urutan ke-34 dari Seratus tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah yang ditulis oleh Michael H. Hart.

Buku ini juga menempatkan Nabi Muhamad di urutan pertama.  
Sebagai seorang yang berkuasa dan berdaulat penuh terhadap Negara Prancis sejak Agustus 1793, seharusnya ia merasa puas dengan segala apa yang telah diperolehnya itu.

Tapi rupanya kemegahan dunia belum bisa memuaskan batinnya, agama yang dianutnya waktu itu ternyata tidak bisa membuat Napoleon Bonaparte merasa tenang dan damai. Akhirnya pada tanggal 02 Juli 1798, 23 tahun sebelum kematiannya ditahun 1821, Napoleon Bonaparte menyatakan ke-Islamannya dihadapan dunia Internasional.

Apa yang membuat Napoleon ini lebih memilih Islam?

Berikut penuturannya sendiri yang pernah dimuat dimajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura. Di antaranya Napoleon Bonaparte berkata :

“Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita. Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.”

Selanjutnya ia berkata :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”

( “Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.” )

Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”

( “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.” )


Benarkah informasi ini? Wallahu a’lam. Yang pasti teman-teman Muslim tidak usah GR dengan Kemusliman Napoleon dan teman-teman Kristiani tidak perlu tersinggung dengan informasi ini. Yang pasti dan dapat kita akui bersama bahwa Napoleon merupakan salah satu orang besar yang pernah ada di muka bumi ini, khususnya bagi Perancis dan Amerika Serikat.

Amerika Serikat menjadi sebuah Negara berukuran benua berkat jasa Napoleon, meski tidak secara langsung. Hal ini dikarenakan keputusannya untuk menjual sebagian wilayah kekuasaannya di Lousiana kepada Amerika Serikat. Mengingat daerah ini sulit dilindungi dari kemungkinan serangan dari Inggris, musuh bebuyutannya. Hebatnya, penawaran Perancis untuk menjual wilayahnya itu dilakukan seorang diri Napoleon. Inilah mengapa Michael H. Hart memposisikannya pada peringkat ke 34 sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah.