Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan, dua warisan karya budaya Indonesia masing-masing I LA Galigo dan Makyon saat ini tengah diusulkan ke UNESCO agar mendapat pengakuan sebagai Memory of the World.
Pengakuan dalam bentuk serfikat Memory of the World sebelumnya telah diporelah Indonesia untuk warisan karya budaya naskah Negara Kertagama, yang diputuskan dalam sidang MOWCAP (Memory of the World Committee fo Asia/Pacific)-UNESCO di Australia pada 17-18 September 2008 lalu.
"Warisan karya budaya I La Galigo dari Makassar yang kita usulkan ke MOWCAP adalah berupa naskah, sedangkan Makyon dari Riau (Melayu) berupa tradisi lisan," kata Menbudpar Jero Wacik dalam keterangan pers akhir tahun di Jakarta, Selasa (22/12).
Menbudpar Jero Wacik mengatakan, pengakuan UNESCO terhadap warisan budaya Indonesia itu sangat besar perannya dalam upaya pelestarian dan pengakuan dunia, yang di era ekonomi kreatif sekarang ini warisan karya budaya tersebut merupakan mata uang baru yang dapat mensejahterakan masyarakat. "Karya budaya sebagai doposit ini harus kita gali, lindungi, serta dikembangkan agar menjadi mata uang baru untuk mensejahterakan masyarakat," katanya.
Kredit kepada: http://www.budpar.go.id
Pengakuan dalam bentuk serfikat Memory of the World sebelumnya telah diporelah Indonesia untuk warisan karya budaya naskah Negara Kertagama, yang diputuskan dalam sidang MOWCAP (Memory of the World Committee fo Asia/Pacific)-UNESCO di Australia pada 17-18 September 2008 lalu.
"Warisan karya budaya I La Galigo dari Makassar yang kita usulkan ke MOWCAP adalah berupa naskah, sedangkan Makyon dari Riau (Melayu) berupa tradisi lisan," kata Menbudpar Jero Wacik dalam keterangan pers akhir tahun di Jakarta, Selasa (22/12).
Menbudpar Jero Wacik mengatakan, pengakuan UNESCO terhadap warisan budaya Indonesia itu sangat besar perannya dalam upaya pelestarian dan pengakuan dunia, yang di era ekonomi kreatif sekarang ini warisan karya budaya tersebut merupakan mata uang baru yang dapat mensejahterakan masyarakat. "Karya budaya sebagai doposit ini harus kita gali, lindungi, serta dikembangkan agar menjadi mata uang baru untuk mensejahterakan masyarakat," katanya.
Kredit kepada: http://www.budpar.go.id